Selasa, 07 Juni 2016

 

Li Mei adalah seorang wanita cantik yang bekerja di sebuah swalayan yang cukup besar. Pekerjaannya cukup menarik dan terlihat biasa-biasa saja kecuali saat-saat dimana Li Mei harus melayani seorang pria tua berusia 50-an tahun yang selalu datang di waktu-waktu tertentu. 

Mereka pertama kali bertemu saat pria tua ini sedang mencari sebuah speaker yang suaranya cukup bagus. Pada saat ini, Li Mei yang melayani pria tua ini menjelaskan dengan teliti akan speaker-speaker yang dilihat oleh pria tua ini, dari tampak luar sampai kualitas suaranya. 

Pria ini kaget saat Li Mei mengetahui begitu banyak tentang speaker. Saat ini jugalah Li Mei menjelaskan tentang hobinya terhadap musik.
 
Li Mei dan pria ini sering berpergian bersama-sama sejak hari itu. Pada suatu hari kakek Wang mengundang Li Mei untuk menari dan seselesainya mereka menari, kakek Wang pun memutuskan untuk menyatakan perasaan cintanya pada Li Mei. 

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menjalani sisa hidup ini bersama. Setelah mereka menikah, mereka sering mendengarkan musik, bernyanyi, menari, dan menikmati makanan dari berbagai tempat bersama-sama. Kehidupan mereka terlihat sangat bahagia. Namun 3 tahun kemudian, penyakit lama kakek Wang pun kambuh dan akhirnya meninggal dunia walaupun 

Li Mei sudah merawatnya dengan sepenuh hati. Li Mei yang belum pulih dari kesedihannya pada suatu hari menemukan surat yang dituliskan oleh kakek Wang. Di dalam surat tersebut tertulis bahwa rumah dan uang tabungan sebanyak 200.000 NTD (sekitar 80 juta rupiah) diwariskan untuk putrinya, sementara dalam surat tersebut nama Li Mei tidak tertulis sedikitpun. Saat ini, Li Mei merasa kesedihan dan kebingungannya berada pada puncaknya…

Akhirnya Li Mei pun memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuanya. Sesampainya dia dirumah, ayahnya memberikan sebuah buku perangko untuknya. Ayahnya mengatakan buku ini adalah buku yang diberikan oleh kakek Wang padanya tahun lalu, dan almarhum berharap ayahnya memberikannya pada Li Mei setelah kakek Wang meninggal. Ayahnya pun kemudian membuka buku perangko tersebut bersama dengan putrinya dan menunjuk sebuah perangko yang terlihat cantik. Perangko tersebut ternyata pada saat itu berharga lebih dari 1 juta NTD (sekitar 400 juta rupiah). Melihat hal ini, Li Mei pun menangis. 

Ia mengerti kebaikan dan cinta dari almarhum suaminya. Kakek Wang tidak rela meninggalkan istri yang dia cintai hidup susah sendirian setelah ia meninggal. Kakek Wang bahkan menggunakan cara yang berbeda untuk merawat Li Mei tanpa menimbulkan pertengkaran antara Li Mei dan putri dari mantan istrinya. Setelah mengetahui segala sesuatu, Li Mei pun menangis sejadi-jadinya.
Cinta sejati, memang tak pernah lekang oleh waktu ya… Mengharukan sekali!

0 komentar:

Posting Komentar

INFO TERKINI. Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

KLASEMEN